compasonthel.blogspot.com - Di tahun 1950, Presiden Soekarno mendapat undangan dari presiden India Rajendra Prasad untuk berkunjung ke India guna merayakan perayaan kemerdekaan bangsa India dari penjajahan Inggris. Turut serta dalam rombongan presiden republik Indonesia itu adalah Ibu Negara, Fatmawati. Rombongan ini bertolak dari Indonesia pada 23 Januari 1950. Setiba di India rombongan disambut Presiden Rajendra Prasad yang ketika itu berusia 70 tahun.
Setelah beberapa hari tinggal dan dijamu di istana kepresidenan, Bung Karno dan rombongan diundang perdana menteri India yang bernama Jawaharlal Nehru, dan diminta bermalam di rumahnya yang begitu besar dan indah. Fatma sangat mengagumi rumah Nehru yang berkonsep tradisional swadesi. Semua perabot dan perlatan rumah sang perdana menteri yang asli buatan bangsa India sendiri.
Dalam waktu singkat, Fatma sudah sangat akrab dengan Nehru. Ketika itu, usia Fatma baru 28 tahun. Nehru menyayangi Fatma bagaikan anaknya sendiri. Setiap jalan beriringan, Nehru selalu menggandeng tangan Fatma.
Nah, tibalah acara rekreasi. Salah satu objek yang wajib dikunjungi ketika kita ke India tentunya Taj Mahal. Sebuah musoleum yang begitu megah nan indah. Bangunan kuno ini terletak di Agra, Uttar Pradesh. Bangunan berarsitektur Islam India itu dibuat oleh Raja Mongol Shah Jehan pada 1627 – 1666, sebagai hadiah untuk permaisuri sang raja yang cantik jelita. Permaisuri yang ayu ini meninggal dunia pada 1631.
Iring-iringan mobil rombongan petinggi negara ini pun beranjak menuju Agra. Namun ketika dalam perjalanan ban mobil yang dinaiki Bung Karno dan Bu Fatma kempes. Alhasil, mobil yang digunakan presiden Indonesia pertama ini pun berhenti. Bung Karno pun mengajak Bu Fatma keluar dari mobil.
Selagi sopir, pengawal, ajudan sibuk mengganti roda ban mobil, Bung Karno menghampiri seorang warga India yang bersama masyarakat lain menyaksikannya di pinggir jalan. Entah apa yang disampaikan Bung Karno, yang pasti sebentar kemudian warga India itu menyerahkan stang sepeda kepada Bung Karno. “Ayo Fat,” ajak Bung Karno.
Bu Fatma kaget diajak sang suami naik sepeda. Sambil melangkah ragu mendekati Bung Karno, Bu Fatma berkata “Apakah kita akan melanjutkan perjalanan dengan sepeda. Masih jauhkah untuk sampai di Taj Mahal. Apa reaksi para petugas protokol kenegaraan India nantinya.Tamu negara kok boncengan sepeda,”
Belum semua pertanyaan itu terjawab, ketika Bu Fatma menempelkan pantatnya diboncengan sepeda. “Sudah siap, ayo kita bersepeda,” kata Bung Karno sambil mulai mengayuh sepeda, memboncengkan Fatmawati, menyusuri jalan menuju Taj Mahal di Uttar Pradesh.
Penasaran apa yang terjadi selanjutnya? Yaaa tentu saja selesai petugas mengganti roda, mobil segera menyusul Bung Karno, dan memohon agar presiden Indonesia itu naik mobil kenegaraan kembali. Bagaimana sepedanya? Yaa langsung dikembalikan ke tangan pemiliknya dengan satu catatan sejarah, “Sepeda ini pernah dinaiki Presiden Republik Indonesia, Sukarno dan istrinya, Fatmawati ” (Oldbike In History, Sumber : wisbenbae. Foto koleksi kitlv, pada foto Bung Karno dan Bu Fatmawati berboncengan naik sepeda di Agra, Uttar Pradesh, India 1950)
Sumber : FB Oldbike In History
Pada zaman kolonial, Presiden RI pertama Ir. Soekarno pernah dibuang dan diasingkan oleh pemerintah Belanda di Provinsi Bengkulu pada tahun 1938 – 1942. Dalam rumah ini terdapat sebuah sepeda/onthel yang pernah digunakan pada saat pengasingan , ntah apa merk onthelnya secara kasat mata banyak yang bilang merk BSA ,Hercules atau … ? ( hal ini dikarenakan emblem pada onthel tersebut sudah terlepas dan komponen lainnya sudah pada hilang) dan macam-macam pendapat orang mengenai jenis/type onthel tersebut.
Untuk rekan-rekan onthel mohon analisa jenis/merk yang pernah dimiliki Bung Karno tersebut.
Berikut foto-foto fisik onthel Bung Karno :
Rumah pengasingan Bung Karno di bengkulu Tahun 1938 – 1942
Bel + Lampu merk….?
Batangan type/ukuran…./ dan emblemnya udah hilang
Versneling 3 speed ori
Tidak ada komentar:
Posting Komentar